Apakah anda masih ingin kuliah di Kampus UMMat??

Ilustrasi: UMMat telat bayar SPP di DO.



Ingin berkembang dan membentuk kesadaran, terbentur SPP Mahal dan kebijakan cuti paksa. Karena telat bayar SPP dan belum mampu bayar lunas, 1.600 mahasiswa dicutikan dan 248 di DO dan skorsing


Namun kampus Ummat yang diharapkan justru berbeda jauh seperti yang ada di brosur-brosur dan iklan-iklan diberbagai media massa. Nyatanya, di lingkup internal Kampus UMMat menyimpan banyak persoalan yang sengaja ditutup-tutupi oleh pengelola kampus. 


Harapan orang tua mahasiswa untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tinggi mungkin dengan mendaftarkan anaknya di kampus UMMat adalah agar anaknya memiliki massa depan yang lebih baik dan menjadi pribadi yang berkualitas.


Jauh panggang dari api, harapan dan cita-cita besar orang tua dan mahasiswa sampai akhirnya rela membayar mahal biaya pendidikan, yakni mencapai Rp. 5.050.000/semester dan biaya hidup selama menempuh pendidikan tentulah tidak sedikit.


Biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pendidikan anaknya dan harapan tersebut tampak gugur karena anaknya tersandung masalah KRIMINALISASI melalui kasus slip SPP yang menyebabkan mereka terancam di Skorsing dan di DO, serta harus menunda massa studinya akibat dicuti paksa yang dialami oleh 1.800 mahasiswa hanya karena telat membayar SPP pada semester genap tahun akademik 2022-2023.


Mendengar Kabar buruk yang menimpa anaknya benar-benar memukul orang tua mahasiswa, apalagi kabar yang didengar, bahwa anaknya disematkan sebagai pelaku dalam kasus slip SPP. Kasus slip SPP dan cuti paksa melibatkan 2.000 lebih mahasiswa kini massa depanya terancam. 


Meskipun ada 2.000 mahasiswa yang massa depanya dikorbankan, pihak kampus justru mau ambil pusing dan pada situasi sulit ekonomi orang tua mahasiswa pun, melalui isu slip SPP, pihak kampus terus memaksa mahasiswa untuk membayar ulang SPP. 


Pengelola kampus UMMat melalui lembaga pendidikan menganggap kampus sebagai ladang eksploitasi untuk memperkaya diri bagi segelintir orang dan lewat SPP yang mahal adalah penghisapan langsung untuk memiskinkan orang tua mahasiswa dan rakyat NTB pada Umumnya. Sifat rakus dari pengelola kampus UMMat terlihat dari berbagai persoalan, penghisapan terhadap mahasiswa dilakukan dengan berbagai modus operandi melalui berbagai kebijakan yang mencekik. Pemotongan sepihak biaya bidik Missi mencapai Rp. 4.000.000 perorang tiap semester, biaya pengajuan judul skripsi mencapai Rp. 700.000, biaya PPL, magang dan KKN tidak sedikit, biaya ujian proposal, ujian skripsi, biaya wisuda Rp. 1.750.000/mahasiswa adalah sejumlah biaya tambahan yang harus dikeluarkan mahasiswa.


Sementara kualitas sarana dan prasarana serta tenaga pendidik tidak juga ditingkatkan, yang pada akhirnya kualitas calon sarjana yang dihasilkan oleh kampus UMMat justru jauh dari harapan orang tua. Disisi lain, ditengah banyak mahasiswa dinonaktifkan, pihak kampus justru secara gila-gilaan membelanjakan uang mahasiswa untuk membeli sejumlah mobil dinas rektor dan pejabat tinggi lainnya yang memakan anggaran hingga miliaran rupiah. Gaji dosen dan gaji karyawanpun sempat ditunda, dan sangat memprihatinkan karena gaji dosen masih jauh dari tingkat kesejahteraan.


Lantas masihkah anda ingin kuliah di kampus UMMat? Sebelum anda sesali, lebih baik anda mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin terkait kemana anaknya dikuliahkan.


Kata kunci

#masih_ingin_kuliah_UMMat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFLIK ELIT POLITIK UMMAT ANTARA WAHAB VS SAFRIL, SEBABKAN 1.600 MAHASISWA CUTI PAKSA, 248 DI SKORSING DAN DO

SLIP SPP PALSU tapi Lolos VALIDASI di SIAKAD. Siapa yang salah dan Harus bertanggung jawab?

SEPULUH TUNTUTAN PEMABUK JALANAN UNTUK KAMPUS UMMAT!!